SintangInformasi.id – Jumlah korban tewas akibat kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) bertambah menjadi 151 orang. Dikutip dari Antara, melaporkan bahwa upaya untuk memastikan angka kematian dalam insiden itu masih terus berlangsung.
Sebelumnya dilaporkan bahwa pesawat nahas itu membawa 181 orang itu, termasuk enam awak. Pesawat tersebut keluar dari landasan pacu saat mendarat dan menabrak pagar bandara itu sehingga pesawat terbakar.
Pesawat tersebut diduga menabrak kawanan burung ketika mendarat. Rekaman media lokal menunjukkan pesawat tergelincir di landasan pacu, dilalap api dan berhamburan puing-puing.
Seorang penumpang dan seorang awak ditemukan selamat di bagian ekor pesawat. Sementara upaya penyelamatan terus dilakukan.
Namun, otoritas menyatakan jumlah korban kemungkinan besar akan terus bertambah. Mayoritas penumpang adalah warga Korea Selatan, dengan tambahan dua warga negara Thailand.
Seorang pejabat bandara mengatakan bahwa prioritas utama otoritas adalah menyelamatkan mereka yang masih terjebak di reruntuhan pesawat. Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sung-mok, memerintahkan upaya penyelamatan “secara total” sebagai respons atas kecelakaan ini.
Choi, yang saat ini memimpin sementara di tengah krisis politik, mengadakan pertemuan darurat untuk mengawasi tanggapan terhadap insiden tersebut. Maskapai Jeju Air menyatakan sedang melakukan verifikasi terkait laporan kecelakaan tersebut.
Kecelakaan ini menjadi salah satu insiden penerbangan paling mematikan di Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Kobaran api awal berhasil dipadamkan, dan penyelidikan sedang berlangsung untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan.

Informasi, dan analisa kecelakaan Jeju Air JC2216/HL8088 di Muan, Korea Selatan.
Pesawat Jeju Air Boeing 737-800 (reg: HL8088) dengan nomor penerbangan 7C2216 dari Bangkok BKK, Thailand menuju Muan (MWX), Korea Selatan mengalami kecelakaan. Untuk sementara dari 181 crew dan penumpang di pesawat, 151 dipastikan meninggal dunia.
Informasi sementara:
1. Pesawat melakukan approach ke runway 01, dah dibawah 1000 kaki terlihat mengalami vertical speed -1100fpm hingga +512fpm sebelum turun kembali, sebelum melakukan go-around. Data ADSB dari situs Flightradar24 tidak konklusif lebih dari ini.
2. Ada video yang beredar memperlihatkan terjadinya birdstrike pada pesawat ketika melakukan approach pertama. Hal ini sudah dikonfirmasikan pihak berwenang di Korea Selatan. Sekitar 1 menit setelah birdstrike, pilot mendeclare keadaan darurat (Mayday).
3. Berdasarkan video pendaratan yang beredar, pesawat terlihat mendarat tanpa roda, dengan hanya thrust reverser kanan yang terlihat, dimana terlihat jelas thrust reverser kiri tidak terlihat keluar sama sekali.
4. Terlihat di video tersebut pesawat bablas keluar runway dengan kecepatan yang cukup tinggi hingga menabrak tembok gundukan tanah sekitar 260m dari threshold yang juga tempat lokasi antena localizer (untuk ILS system) dengan struktur beton.
5. Tembok beton pagar bandara yang berada 325 meter dari threshold landasan dan saya belum lihat gambar yang mengkonfirmasikan bagian-bagian pesawat bisa tembus tembok ini, karena pesawat sudah disintegrasi ketika menabrak struktur Localizer antenna. Runway di Muan adalah panjang 2800m dengan lebar 45m, dan ini lebih dari cukup untuk pesawat Boeing 737-800. Selengkapnya bisa dibaca di Thread X oleh @GerryS
